Wall Street Cetak Rekor, Didorong Ekspektasi Penurunan Suku Bunga
Thursday, July 04, 2019       04:55 WIB

Ipotnews - Saham ditutup pada rekor tertinggi, Rabu, karena investor memperkirakan penurunan suku bunga dari Federal Reserve akhir bulan ini setelah rilis data ekonomi yang lebih lemah dari proyeksi.
Dow Jones Industrial Average menguat 179,32 poin atau 0,67 persen untuk mengakhiri sesi di posisi 26.966, mencetak rekor  intraday  dan rekor penutupan tertinggi sepanjang masa, demikian laporan   CNBC  dan  AFP , di New York, Rabu (3/7) atau Kamis (4/7) pagi WIB. Nasdaq Composite Index naik 0,75 persen atau 61,14 poin menjadi 8.170,23.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 meningkat 0,77 persen atau 22,81 poin menuju level rekor 2.995,82, didorong sektor real estat dan konsumen. Sektor teknologi juga mendorong indeks tersebut, naik 0,7 persen ke rekor tertinggi. Indeks S&P 500 ditutup hanya 0,1 persen di bawah level 3.000.
"Pertama kali kita sampai di sana, kita mungkin akan melihat aksi ambil untung," kata Scott Redler, mitra di T3live.com. "Jika saham teknologi terus menguat dan semikonduktor mendapatkan semacam pantulan, itu mungkin bisa mendorong S&P 500 melewati tonggak 3.000. Senang melihat nama-nama FANG menunjukkan kekuatan."
Saham Facebook, Amazon, Netflix dan induk usaha Google, Alphabet, semua menguat pada sesi Rabu, yang ditutup lebih cepat menyambut liburan Hari Kemerdekaan Amerika, 4 Juli, dan akan dibuka kembali Jumat.
Penggajian swasta di AS meningkat 102.000 pada periode Juni, kata ADP dan Moody's Analytics. Ekonom yang disurvei oleh  Dow Jones  memperkirakan pertumbuhan 135.000.
Data yang mengecewakan itu memperkuat kasus The Fed untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan kebijakan moneter akhir Juli. Bulan lalu, The Fed membuka pintu bagi kebijakan moneter yang lebih longgar dengan menyatakan akan "bertindak sesuai" untuk mempertahankan ekspansi ekonomi saat ini.
"Ketika kita melihat ke seluruh dunia, indikator bisnis secara umum menunjukkan perlambatan dan sepertinya sekarang kita mulai melihat sedikit perlambatan di Amerika Serikat," kata Scott Colyer, Kepala Investasi Advisors Asset Management. Tetapi "dalam pemulihan ini kita memiliki bank sentral yang sangat terlibat, dan bank sentral global benar-benar menerapkan pelonggaran kuantitatif."
"Hampir ada kemungkinan 100% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan Juli. Saya pikir The Fed akan melihat indikator ekonomi di Amerika Serikat mulai melambat."
Cuitan dari Presiden Donald Trump menyerukan kebijakan moneter yang lebih longgar menambah ekspektasi kebijakan The Fed yang lebih mudah. Trump mengatakan AS harus "mencocokkan" kebijakan moneter dari China dan Eropa, dengan catatan mereka "memainkan permainan manipulasi mata uang dan memompa uang ke dalam sistem mereka untuk bersaing dengan AS."
Dolar AS merosot setelah  tweet  Trump, tetapi tetap sedikit berubah pada hari itu. Imbal hasil US Treasury 10-tahun jatuh ke level terendah sejak 2016 pada sesi Rabu, menyusut lebih jauh di bawah dua persen.
Wall Street menuntut suku bunga yang lebih rendah setelah The Fed menaikkannya empat kali pada 2018. Tim Courtney, Kepala Investasi Exencial Wealth Advisors, menilai investor harus berhati-hati dengan apa yang mereka inginkan.
"Pasar sedikit optimistis, tidak hanya tentang pemotongan tetapi apa yang diwakilinya," kata Courtney. "Saya tidak berpikir The Fed ingin mengirim sinyal bahwa segala sesuatu melemah kecuali jika itu benar-benar terjadi."
Dalam berita korporasi, saham Tesla melonjak lebih dari empat persen setelah pabrikan mobil listrik itu melaporkan rekor pengiriman dan angka produksi. Sementara, Symantec melonjak 13,6 persen di tengah berita bahwa perusahaan itu sedang dalam pembicaraan untuk diakuisisi oleh Broadcom. Kedua perusahaan menargetkan pengumuman pada pertengahan Juli. (ef)

Sumber : Admin